“gimana? Ada yang udah nemuin Anisa?,” tanya Cherly mulai panik
“Belum” jawab Felly mengangguk lesu.
“Aduh gimana nih? Hari udah mulai malam?,” Devi mulai cemas
“tenang dulu, kita coba telepon kak dinda, mungkin saja Anisa sudah pulang ke kostan,” usul Cherly. Kak Dinda adalah kakak kandung Anisa. Sejak masuk SMP Anisa sudah tinggal di kostan bersamanya. Entah kenapa, Anisa bersikeras untuk tinggal di jakarta.
“kalau belum gimana? Entar kita yang disalahin,” Angel kurang yakin dengan ide cherly
“jadi gimana dong?,” Cherly mulai bingung
“Telepon aja cher, aku yakin kak Dinda gak akan marah kok,” Felly meyakinkan. Cherly mengeluarkan hhandphone dari tasnya.
“Ups, tunggu!!!!,” gigi
“Aduh apa lagi sih gusi?,” Felly kesal
“enak aja gusi, nama aku gigi kakak. Huh,” gerutu Gigi
“Iya ada apa?” tanya Cerly
“itu, tadi si Anisa ada ngetwit, dia nyebut nama Eragon gitu,”. Jawab gigi
“Eragon? Ada yang tau siapa?,” tanya cherly
“Kayaknya aku pernah dengar deh,” jawab Wenda
“Iya aku juga,” sambung christy
“jadi siapa?,” tanya Cherly
“Lupa,” jawab Wenda malu
“Aku juga lupa,” Christy cengengesan.
“ya udah, sekalian aku tanya sama kak Dinda deh,”. Cherly mencari tempat yang cukup sepi agar bicaranya tidak terganggu. Wajhanya serius, tak lama kemudian ia kembali mnemeui sahabta-sahabatnya yang menanti cemas.
“Gimana? “ tanya Devi
“iya gimana?,” tambah Ryn
“Gimana kakak?,” tanya gigi pula. Inilah yang lucu dari chibi, kalau sedang cemas mereka sering bertanya dengan pertanyaa yang sama.
“Aduh, mulai deh ya!!!,,” Cherly kesal. Mungkin semua yang terjadi hari itu telah membuatnya demikain stress. “Anisa belum pulang.” Tambahnya.
“lalu, kita harus cari kemana?,”
“kita Dinda tadi menyuruh kita menuju suatu tempat,”
“kemana?,”. tanya Devi
“kamu tahu alamat ini?,” tanya Cherly
“Tahu Cher,” jawabnya
“Gini, aku, Devi, Gigi, Ryn, dan Wenda kesana. Kalian bertiga tetap di sini, takut terjadi sesuatu dengan cowok tadi atau mungkin Anisa kembali ke sini.” Cherly kembali membagi tugas.
***
VW itu berlari menembus malam, sesekali harus merayap mengantri dalam kemacetan yang tak panjang. Hingga tibalah mereka di suatu tempat yang cukup sepi.
“Tempat apa ini?,” tanya Devi
“Serem kakak,” Gigi merapatkan tubuhnya pada Wenda sambil mengamati sekitar.
“ini kuburan,” sahut Cherly
“kuburan?, kenapa gak bilang kita mau ke kuburan?,” tanya Devi
“kalau aku bilang, kalian pasti gak ada yang mau ikut. Lagian kita kan ramai, kenapa harus takut,” sahtu Cherly
“kayaknya Anisa gak mungkin ke tempat seperti ini deh!!!,” Wenda mengalihkan pandangan ke sekitar mobil.
“tapi kak Dinda, yakin Anisa ke sini,”. Kata Cherly meyakinkan. Sesungguhnya ia juga takut, tapi demi sahabatnya apapun ia lakukan.
“untuk apa dia kesini?,” tanya Ryn penasaran
“untuk Eragon, dia kesini menemui Eragon,” Wenda tiba-tiba ingat sesuatu
“Siapa Eragon?, Eragon tinggal di sini?,” Ryn masih penasaran
“di sini ada makam Eragon, sahabat kecilnya ketika SD. Aku baru ingat nama itu, Anisa pernah mengajakku dan Christy ke sini tiga tahun yang lalu,”. Jawab Wenda
“agar tetap dapat pergi ke makam Eragon, ia bersikeras untuk tinggal di Jakarta sejak SMP,” lanjut Wenda.
***
Lima gadis cantik itu melangkah perlahan menyusuri jalan pemakaman di bawah sinar lampu yang nyaris tidak memberikan terang sama-sekali. Tampak sekali rasa takut yang terpancar dari wajah mereka, mereka saling memegang tangan satu sama lain.
“Yakin, Anisa di sini?,” Ryn berbisik, ia gelisah
“Sudah, kita cari aja dulu!!,” sahut Cherly juga berbisik
“Aku takut,” rengek gigi
“Aku juga takut kalik!, tapi kalau gak dicari gimana kita nemuin Anisa. Taku terjadi apa-apa sama dia,” balas Cherly
Hampr satu jam mereka berkeliling, dan hasilnya nihil.
“Sial banget deh nasib kita hari ini,” gerutu Gigi
“ngeluhnya nanti aja, kita terus cari Anisa dulu!!” Cherly terus mengedarkan pandangan ke sekitar.
“kayaknya gak ada deh Cher, kita udah tiga kali lho kelilingnya,”. Wenda mulai menyerah
“Aw!!!!!!!!!!,” Ryn tiba-tiba berteriak. Sontak mereka terkejut dan berpelukan satu sama lain.
“Ada apa?” tanya Cherly
“banyak semut dikakiku,” jawab Ryn. Mereka melepaskan pelukan.
“kamu tuh Ryn, bikin kita kaget aja,” gerutu Devi
“Ya, udah deh, kayaknya Anisa emang gak d sini, kita pulang saja!,” Cherly menyerah. Mereka beriringan keluar makam.
“Kenapa kalian di sini?,” sebuah suara tiba-tiba muncul dari balik kegelapan.
Bersambung
Minggu, 07 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
serem... bikin deg-degan aja,,,, Tapi seru loh...
Posting Komentar