Subscribe:

Ads 468x60px

Pages

Senin, 06 Februari 2012

Chibi's Diary Episode #11

"Eragon? apakah dia benar benara Eragon?" Anisa masih tak habis pikir. Ia berusaha meyakinkan dirinya, namun ia masih tak bisa percaya. Baginya ini hal yang sangat mustahil.
"Tok Tok tok!!!, Anisa!!!," Pintu diketuk, sebuah suara terdengar dari luar.
"Iya kak!! ada apa?,"
"Ada Cherly sama Gigi tuh di luar, temuin sana!,"
"Iya kak, bentar."
"Oke, sip,"
Anisa segera merapikan diri. Dua jam ia uring uringan di kamar, kondisinya berantakan. Setelah rapi, ia bergegas keluar menemui kedua sahabatnya.
"Hai Cherly, hai Gigi!!!," Anisa merangkul kedua sahabatanya. mereka sering melakukan itu bila bertemu. apalagi kalau lagi punya masalah. bagi mereka pelukan sahabat meberi kehangatan sendiri yang memberi efek tenang.
"Kok ada yang kurang sedap ya?," Cherly menutup hidungnya.
"Oh iya, aku kan belum mandi," Anisa tersenyum malu
"Ih Dasar!!! pantas atmosfirnya kurang nyaman!!," Ledek gigi
"Biarin, biar bau tetep cantik we," Anisa tak mau kalah
"Cantik tapi bau, tetep gak laku," Tambah Cherly
"Ih kalian berdua datang ke sini mau ledek aku aja ya?,"
"Upz, bukan gitu doing nis. itu intermezo aja," Jawab Cherly
"Terus?,"
"Kita berdua datang ke sini mau jenguk kamu" Sahut Gigi
"Akukan gak sakit? ngapaian dijenguk segala?,"
"Ish, kami khawatir aja ama kamu. Abisnya udah jarang gabung sama chibi chibi lain," Sahut Gigi
"Kalau kamu punya masalah, tolong cerita ama kita. siapa tau kita bisa bantu," Tambah cherly
"Maaf kawan,untuk sekarang aku belum bisa bercerita," Anisa memalingkan wajahanya. ia berusaha menyimpan kesedihan yang tiba-tiba membuncah.
"Tapi kenapa nis?," Tanya Cherly
"Aku belum bisa cerita sekarang, titik. Selesai!,"
"Kami sahabatmu nis, kami sayang kamu. kami akan bantu kamu semampu kami," Gigi memegang pundak Anisa.
"Please ngeriin aku, biarkan aku menyimpan rasa ini sendiri." Anisa tetap bersikukuh untuk tidak bercerita.
"Nis, kami ...,"
"Cukup!!! sekarang kalian lebih baik pulang. Gak ada guna kalian di sini, karena aku gak akan cerita sekarang," Anisa memotong kalimat Cherly. Cherly dan gigi hanya saling berpandangan, menaikkan kedua bahu.
"Baiklah nis, kami pulang, semoga kamu baik baik saja. kalau kamu udah siap cerita, kami akan selalusiap mendengarkannya," Cherly dan gigi beranjak dari duduknya.
"Terimakasih kawan," Anisa kembali memeluk kedua sahabatnya.


***

Bila sepi menjalari
Kusendiri di sini terdiam tanpa cahaya
Bahkan seribu bunga yang beremekaran
Menjadi tak ada arti


Bila sepi menjalari
Kusendiri dalam diam dan hening yang menjadi
Lukaku berdarah bahkan bernanah
Karena cinta harus begini

Wenda, menagkhiri puisinya dengan menangis. Ia bukan tipe yang puitis, entah kenapa tiba-tiba ia sangat ingin menulis puisi. Berjam jam ia mengurung diri di kamar, Eragon benar benar telah membuatnya gila. Tak lama kemudian ia bangkit dari kasurnya, mencari cari barang di meja riasnya.
Ia tampak memegang sebuah silet di tanganya, tanpa pikir panjang digoreskannya silet di urat nadinya. ia meringis, darah mengalir deras. Cukup lama ia bertahan hingga kemudian tubuhnya tumbang di dekat pintu kamarnya.

Bersambung